Kerahkan Kekuatan, Jangan Biarkan Palestina Sendirian
Ahmad Tusi, Ph.D.
Pekikan takbir (Allahu Akbar), teriakan Stop Genosia dan Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah menggema di seputaran Tugu Adipura dan jalan di pusat Kota Bandar Lampung pada hari Sabtu, 9 November 2024. Ribuan peserta tumpah ruah memadati jalanan mulai dari kalangan orang tua, pemuda/i, dan anak-anak untuk terus menyuarakan pembebasan bumi Palestina. Mengapa hal ini harus terus kita suarakan? Karena nasib tragis Palestina terus berlanjut dan derita mereka terus bertambah atas genosida yang dilakukan terhadap mereka oleh kaum Zionis Yahudi yang makin brutal dan meluas.
Puluhan
ribu korban kaum Muslimi menjadi syahid (termasuk Perempuan, anak-anak, dan
bayi-bayi yang baru dilahirkan) dan ratusan ribu lainnya hidup terluka parah
dan hidup di tempat-tempat pengungsian yang minim fasilitas. Jumlah korban
terus bertambah perlahan-lahan akibat kelaparan dan kekurangan gizi, dan juga
akibat puluhan ribu ton yang telah dijatuhkan kaum Zionis. Bahkan menurut data dari Otoritas Kualitas
Lingkungan di Palestina menyebutkan bahwa Israel telah menjatuhkan lebih dari
85.000 ton bom di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, dan angka ini telah
melampaui rekor jumlah bom yang dijatukan dalam tahun pertama Perang Dunia II.
Kondisi
saudara kita, Muslim Palestina, yang sedang mengalami kengerian dan pendudukan
oleh kaum Zionis Yahudi Israel saat ini, tentunya kita tidak boleh tinggal diam
atau bahkan jangan sampai menurunkan tensi kita untuk terus menyuarakan
pembebasan bumi Palestina dari pendudukan entitas Israel. Apalagi sampai melupakan mereka. Jadi pembebasan Palestina harus terus
disuarakan, perhatian dan kepedulian kepada mereka harus makin ditingkatkan,
serta bebrbagai bantuan kemanusiaan untuk mereka tak boleh berhenti disalurkan.
Namun
demikian, tak cukup hanya dengan itu saja. Perang opini juga harus terus makin
digencarkan untuk membungkam berbagai penyesatan opini tentang Palestina yang
terus dihembuskan oleh para pendukung Zionis Yahudi terlaknat. Terutama adalah terkait penyingkapan berbagai
kebusukan, kejahatan, dan pengkhianatan para penguasa Muslim dan Arab. Karena sampai dengan saat ini, mereka masih
diam dan terus melakukan pembiaran. Bahkan sebagian dari mereka mereka telah
bergandeng tangan dengan Zionis Yahudi yang berlumuran darah puluhan ribu darah
para syuhada.
Lembeknya
sikap penguasa muslim terhadap Israel juga terlihat dari kebijakan yang mereka
ambil dengan melakukan hubungan normalisasi, seperti yang telah dilakukan oleh
Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Yordania, dan termasuk Turki kepada penjajah Yahudi
Israel. Apalagi ditambah dengan upaya pengakuan dua negara (two nation-state)
di bumi Palestina. Ide normalisasi dan two nation-state adalah bentuk
nyata pengakuan entitas penjajah Yahudi sebagai sebuah negara. Itu merupakan
solusi yang bathil dan tidak bisa diterima. Hal ini semua menunjukkan deklarasi
terbuka penghianatan mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina. Itu juga
berarti penghianatan terhadap Islam dan kaum Muslimin, karena tanah Palestina
adalah tanah milik umat Islam.
Mengapa
hal ini terus berulang dan seolah tiada akhirnya terhadap nasib tragis yang
dialami saudara kita, muslim
Palestina? Terus berulangnya penyerangan
dan pembantai kaum muslim di Palestina oleh penjajah Yahudi Israel karena
mereka merasa aman dari hukuman. Jika bukan karena Barat - yang dipimpin oleh
Amerika, dan juga penguasa-penguasa kaum Muslim, yang menjadi boneka
negara-negara imperialis Barat dan pelayan hina tuan imperialis – tentulah
mereka tidak akan berani melakukan semua itu. Padahal kalau melihat data
kekuatan militer di Kawasan Timur Tengah menunjukkan bahwa kekuatan militer
Israel masih jauh di bawah kekuatan militer Turki, Iran, dan Mesir. Jadi tidak
ada solusi lain dari peristiwa genosida di bumi palestina selain dengan
mencabutnya dari akarnya, yaitu entitas zionis Israel harus dihapuskan.
Berdasarkan data dari https://globarfirepower.com (2024) menunjukkan bahwa Turki lebih unggul dari pada Israel, mulai dari ketersediaan jumlah tentara, kekuatan darat, laut, sumber daya alam, keuangan, dan logistic. Namun dari sisi kondisi geografis dan kekuatan udara Isarael lebih unggul. Jumlah Tentara Turki yang aktif (Cadangan) sebanyak 355.200 (378.700) personil dan unggul atas Israel yang hanya berjumlah 170.000 (465.000) personil. Jadi Israel dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Kawasan Timur Tengah hanyalah kekuatan “kecil” dibandingkan tiga negara kuat, yaitu: Turki, Iran, dan Mesir. Andaikan saja para penguasa Muslim di kawasan tersebut mengirimkan pasukannya meskipun hanya separuh kekuatannya saja, maka Israel sudah ambyar sejak lama.
Andai
saja para penguasa negeri-negeri Muslim di sekeliling Palestina ini berpegang
teguh pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw, seharusnya mereka akan
melakukan hal-hal yang membuat tertulislah kemuliaan di kertas putih suci
kemuliaan untuk di dunia dan akhirat.
Hanya dengan bersatunya umat ini dan pengerahan tantara kaum Muslimin
untuk melaksanakan jihad fi sabilillah agar mampu menghentikan genosida
ini.
Oleh
karena itu, pentingannya seruan kepada penguasa-penguasa Muslim untuk
mengirimkan tentara-tentara ke medan jihad di bumi Palestina yang
diberkahi. Hanya dengan cara inilah yang
dapat menghentikan dan menghapus entitas Israel di bumi Palestina, sebagaimana
Rasulullah saw mengusir orang-orang yahudi dari semenanjung Arab. Lebih dari itu, para penguasa negeri-negeri
muslim seharusnya menanggalkan sistem kapitalisme yang membelenggu mereka dan
menggantikannya dengan sistem Islam secara total dalam institusi Daulah
khilafah Islam.
Jadi
jelaslah bahwa persoalan Palestina bukanlah isu bagi warga Palestina, atau
bangsa Arab saja. Sebenarnya ini adalah isu bagi semua umat Islam seluruhnya. Ini
merupakan masalah yang lekat dengan persoalan akidah, dimana tempat suci umat
Islam (masjid al-aqsha) yang dirampas oleh kaum kafir Yahudi dengan
persekongkolan dan dukungan dari negara-negara besar kaum kafir, Inggris dan
Amerika, serta melalui kerjasama dengan para antek mereka, yaitu para penguasa
Muslim. Kedua, ini merupakan persoalan syariah, dimana islam telah mengharamkan
kolonialisme dan pembantaian seperti yang tekah dilakukan oleh zionis Israel
berulang kali. Ketiga, persoalan politis, kekuatan dalam diri umat untuk
mengembalikan setiap inci tanah kaum Muslim.
Allah
telah mengingatkan dan memerintah kepada orang-orang beriman pada surat Taubah
ayat 41, “Berangkatlah kalian baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat,
dan berjihadlah kalian dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. Yang
demikian adalah lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.” Konsekuensi
kita sebagai seorang mukmin adalah mendengar dan taat atas perintah Allah dan
Rasul-Nya. Kekasih Allah, Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori dan Imam Muslim dari Ibnu Umar ra. yang
artinya: “mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap Muslim, baik dalam hal
yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan
melakukan kemaksiatan. Adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat, maka
tidak ada (kewajiban) mendengar maupun menaati.” [AT]
Post a Comment for "Kerahkan Kekuatan, Jangan Biarkan Palestina Sendirian"